BAB 3 KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kita tidak dapat memisahkan antara pengertian kebebasan maupun tanggung jawab.
Terdapat hubungan timbal balik antara dua pengertian tersebut. Ketika seseorang
itu bebas, maka dia juga bertanggung jawab. Berikut akan dibahas mengenai
pengertian kebebasan.
A. Kebebasan
1. Pengalaman tentang kebebasan pengalaman dibedakan menjadi dua, yaitu pengalaman lahiriah dan pengalaman batin. Dalam pengalaman lahiriah, tidak dapat ditentukan arti dari kebebasan. Hal ini dikarenakan pengalaman ini bersifat empiris (yaitu berdasarkan fakta-fakta yang tampak oleh semua orang). Sedangkan pengalaman batin didasarkan pada pengalaman pribadi seseorang. Pengalaman batin menyatakan kebebasan saya.
2. Beberapa arti kebebasan
1. Pengalaman tentang kebebasan pengalaman dibedakan menjadi dua, yaitu pengalaman lahiriah dan pengalaman batin. Dalam pengalaman lahiriah, tidak dapat ditentukan arti dari kebebasan. Hal ini dikarenakan pengalaman ini bersifat empiris (yaitu berdasarkan fakta-fakta yang tampak oleh semua orang). Sedangkan pengalaman batin didasarkan pada pengalaman pribadi seseorang. Pengalaman batin menyatakan kebebasan saya.
2. Beberapa arti kebebasan
a. Kebebaaan sosial politik : subjeknya adalah bangsa atau rakyat. kebebasan jenis ini memiliki bentuk;
1. Kebebasan rakyat vs kekuasaan absolut
Bentuk pertama
dari kebebasan sosial politik yaitu dibatasinya kekuasaan para raja/penguasa.
pelopor dalam mewujudkan kebebasan ini yaitu negara inggris (magna charta) dan
prancis (revolusi prancis). Ide pokokyang ingin diwujudkan dari adanya gerakan2
negara tsb yaitu untuk menegakkan "kedaulatan rakyat". Perlu dicatat
bahwa perwujudan kebebasan sosial politik ini
bersifat universal (tidak terbatas disebagian negara saja namun disemua
negara) dan perkembangan dari monarki absolut kepada demokrasi modern bukan
hanya suatu kenyataan historis namun juga suatu keharusan etis.
2. Kemerdekaan
vs kolonialisme
Amerika menjadi
negara pertama yg melepaskan diri dari penjajahan inggris. Hal ini diikuti oleh
negara-negara di benua asia dan afrika setelah perang dunia II. Ide dibelakang
proses dekolonisasi ini bersifat etis (tidak pantas suatu negara menjajah
negara lain dan penjajahan tidak boleh terjadi lagi). Hal ini dirumuskan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea pertama
b. Kebebasan individu: subjeknya
adalah masyarakat perorangan.
B. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab berarti dapat
menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan.
1. Tanggung Jawab dan Kebebasan
1. Tanggung Jawab dan Kebebasan
Orang
bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkannya. Dengan kata lain, diharuskan
bertanggung jawab jika ia menjadi penyebab.
Namun suatu penyebab harus bersifat bebas untuk dianggap bertanggung jawab. Itu berarti hanya manusia
sebagai makhluk rasional yang dapat bertanggung jawab sejauh ia bebas.
Tanggung jawab
dapat secara langsung maupun tidak langsung. Tanggung jawab bersifat langsung
jika pelaku sendiri yang bertanggung jawab atas perilakunya. Sedangkan tanggung
jawab bersifat tidak langsung ketika ia harus mengawasi suatu miliknya agar
tidak menyebabkan hal-hal yang melanggar. Contohnya, pemilik anjing harus
bertanggung jawab atas perilaku anjingnya yang memasuki halaman rumah orang
lain.
Ada dua jenis
tanggung jawab, yaitu tanggung jawab retrospektif dan tanggung jawab
prospektif. Tanggung jawab retrospektif yaitu tanggung jawab terhadap perilaku
yang telah dilakukan dan segala konsekuensinya, sedangkan tanggung jawab
prospektif adalah tanggung jawab terhadap perilaku yang akan berlangsung.
Contoh dari tanggung jawab retrospektif yaitu seorang pengemudi yang menabrak
mobil orang lain harus mengganti rugi biaya mobil yang rusak, dan jika di dalam
mobil tersebut ada orang yang terluka, maka ia juga harus membawanya ke rumah
sakit. Untuk jenis tanggung jawab prospektif, tanggung jawab tidak begitu dapat
kita rasakan karena perilaku belum dilakukan. Contohnya adalah penjaga took
yang bertanggung jawab atas barang dagangannya.
2. Tingkat-tingkat
Tanggung Jawab
Dalam perilaku
yang sama mungkin seseorang akan dikenai tanggung jawab sedangkan yang lain
tidak. Hal ini mungkin karena orang yang melakukan perilaku memiliki
insentif/niat sedang yang lain tidak. Ini salah satu bentuk dari tingkatan
dalam tanggung jawab. Ada pelaku kejahatan yang dipenjarakan dalam waktu lama
dan ada pula yang singkat. Pihak kehakiman dan psikiater memainkan peran
penting dalam memutuskan apakah seseorang harus bertanggung jawab atau tidak.
3. Masalah
Tanggung Jawab Kolektif
Istilah tanggung
jawab kolektif sering kali kita dengar. Namun apakah memang ada tanggung jawab
kolektif? Pertama, kita definisikan dulu apa yang dimaksud dengan tanggung
jawab kolektif. Tanggung jawab kolektif ialah setiap individu bertanggung jawab
sebagai kelompok atau keseluruhan. Sebagian besar etikawan menolak adanya
tanggung jawab kolektif. Salah satu alasannya yaitu tanggung jawab selalu
berkaitan dengan kebebasan individual. Tapi disisi lain memang ada yang disebut
rasa tanggung jawab kolektif. Rasa
tanggung jawab ini ada karena alasan-alasan psikologis (seperti solidaritas dan
faktor-faktor afektif lainnya)
SUMBER: Bertens K., (2011). ETIKA. Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Komentar
Posting Komentar